Wednesday, June 26, 2013

Ketika masa lalu terus menghantui, mau buat apa lagi?

Monday, June 24, 2013

Dari aku untuk kamu..

Selamat malam, kamu.

Apa kabar?
Rasanya sudah lama aku tak menghabiskan waktu untuk diam dan mendengar kamu.
Aku terlalu asik sendiri. Aku seakan sudah melupakanmu.  Dan kamu masih saja setia menunggu. Aku percaya kamu masih setia di tempat yang sama.
Tapi percayalah, aku takkan melupakanmu. Aku hanya terlalu sibuk dengan persoalan-persoalan hidupku sendiri. Maaf..

Akhir-akhir ini aku terlalu egois, hingga tak menghiraukan perasaanmu. Sangat egois. Tak peduli kamu sendiri, kesepian, hanya karena menungguku. Sungguh, aku benar-benar minta maaf.

Apakah terbersit di pikiranmu bahwa aku hanya datang disaat aku butuh saja? Pernahkah? Mungkin kalau aku jadi kamu, aku akan berpikir sperti itu. Tapi percayalah, aku tak bermaksud datang disaat aku benar-benar merasa lelah, dan menjadikanmu punggung tempatku bersandar. Sungguh.

Terimakasih untuk kesetiaan, kesabaran, ketulusan dan kenyamanan yang slalu kamu berikan untukku. 


Salam dariku yang sedang rindu untuk berbagi...

Run to Me - Bee Gees


If ever you got rain in your heart,
someone has hurt you, and torn you apart,
am I unwise to open up your eyes to love me?


And let it be like they said it would be -
me loving you girl, and you loving me
Am I unwise to open up your eyes to love me?


Run to me whenever you're lonely (to love me)
Run to me if you need a shoulder
Now and then, you need someone older,
so darling, you run to me


And when you're out in the cold,
no one beside you, and no one to hold,
am I unwise to open up your eyes to love me?


And when you've got nothing to lose,
nothing to pay for, nothing to choose,
am I unwise to open up your eyes to love me


Run to me whenever you're lonely (to love me)
Run to me if you need a shoulder
Now and then you need someone older,
so darling, you run to me

Memilih untuk tidak memilih

...
Katanya zaman sekarang pilihan itu gak ada batasnya
- Iklan Tri (Always On)

  

Pilihan yang gak ada batasnya?
Mau yang ada batasnya aja masih bingung buat milih, apalagi yang ga ada batasnya.
Manusia tu suka gitu deh. Kalo dikasih pilihan terbatas belum bisa milih karena merasa belum ada yang sesuai, tapi kalo dikasih pilihan yang tanpa batas malah jadi bingung karena saking banyaknya pilihan. Manusia..

Hidup itu pilihan.
Ada kiri atau kanan. Atas atau bawah. Baik atau buruk. Kerja atau kuliah. Senang atau sedih. Pulang atau pergi. Maju atau mundur. Cinta atau benci. Kamu atau dia.

Saat dimana kita harus memilih dari beberapa pilihan. Mulai saat itulah hidupmu akan berubah sesuai dengan apa yang kita pilih. Makannya banyak orang bilang harus berhati-hati dalam menentukan pilihan

Tapi gimana kalo aku memilih untuk tidak memilih dari pilihan-pilihan yang ada?
Apakah tidak memilih itu termasuk dalam alternatif dalam pilihan hidup?
Terlalu takut untuk menentukan pilihan. Terlalu takut menghadapi perubahan. Terlalu takut untuk tau semua akan tidak sama lagi..

Disaat kita menentukan pilihan, pasti pilihan itu akan berdampak ke orang lain, ke orang-orang yang ada disekitar kita, berdampak kepada orang-orang yang menawarkan pilihan-pilihan itu sendiri. Saat kita menentukan pilihan, apakah pilihan kita ini juga menjadi pilihan mereka??

Ah..
Terlalu takut akan sebuah perubahan. Terlalu nyaman dengan semua yang udah terjadi sekarang. 
Jadi, harus banget ya menentukan pilihan?

Blessing

Katanya menjadi orang yang disayang dengan tulus itu adalah berkat. 


Dan terimakasih telah memberikan berkat yang indah ini untukku, Tuhan :)

Sunday, June 23, 2013

Mencintai dalam diam..

"Walau aku hanya bisa memandangimu dalam rinduku, namun saat melihatmu tersenyum rasanya sungguh membahagiakanku"


Tololnya, Butanya, Piciknya aku..

Aku ini siapa?
Apa aku ini di matanya?
Untuk apa ini semua?
Semua sia-sia kuberi
Kuberi semua untuknya
Untuknya kusakit
Untuknya kurelakan semua

Ku perlu tolol 'tuk tak merasa sia-sia
Ku perlu buta 'tuk tak merasa sakit
Ku perlu picik 'tuk setia
Aku perlu tolol bodoh picik 'tuk bahagiakannya

230613

Expectation

“Expectations were like fine pottery. The harder you held them, the more likely they were to crack.” Brandon Sandersen