Friday, September 4, 2020

Ah.

Sekarang rasanya susah sekali untuk dapat mengungkapkan apa yang sedang dipikirkan, dirasakan dalam kata-kata. Seperti tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk dapat mewakilkan itu semua. Atau lebih kepada rasa malas untuk menguraikan apa yang dirasakan? Karna mungkin (atau memang) tidak tau sebenarnya apa yang sedang dirasakan.
 
Atau memang begini tahapan yang harus dilakoni seorang dewasa?
Menjadikan semua hal menjadi lebih rumit dari sebelumnya. Semakin tau banyak hal, semakin tidak sederhana cara berpikir kita.
Ya memang betul sih. Semakin kita tau banyak, semakin kita overthinking. hehehe
 
Rindu sekali tenggelam dalam kata-kata sampai bisa kembali lega..... 

Saturday, April 11, 2020

Jemari ini kaku.
Berhenti.
Hilang bersama kabar terakhir yang kau tinggalkan.
Mengetuk dinding rindu yang seakan runtuh oleh tangis dalam diam.
Adakah kau tau?

Aku rasa kau tak perlu tau juga.
Biarlah kau kembali pulang.
Pulang. Teduh bukan?

Biar. Biar saja tempat ini menjadi sarang laba-laba kelak.
Tak berpenghuni. Tak ada rasa.
Gelap.

Saturday, April 2, 2016

Terimakasih.

Bila aku tau jika ini akan menyakitkan, kenapa aku memilih untuk bertahan?
Bila aku tau ini akan sungguh terasa berat, kenapa aku tetap ingin ada di sini?
Sungguh logika berpikir tidak berlaku untuk urusan yang satu ini.
Bagaimana mungkin ketidaksempurnaan dapat menjadi sebuah kesempurnaan?
Ketika yang diinginkan hanyalah semua yang indah tapi yang didapatkan hanyalah tangis.
Di titik ini aku tau.
Seni dimana menemukan keindahan di balik tangis.
Tulisan ini kupersembahkan kepada kesabaran dan ketulusan.
Merekalah aktor utama dalam semua ini.

Tuesday, March 22, 2016

Dear you.

Jarak ini memang menguji.
Bertahan dengan kerinduan yang terus datang tanpa permisi.
Sgala rasa terasa berkali-kali beratnya berkecamuk dalam hati.
Raga memang menjadi jawaban dari sepi.

Namun biarlah kita nikmati proses ini.

Tetaplah kita saling mendoakan satu sama lain.
Jarak ini tak ada artinya dengan jarak waktu yang akhirnya sudah mempertemukan kita.

17/03/16


Friday, October 23, 2015

A Love Letter.

Teruntuk yang tersayang....

Dunia ini terlalu luas, sayang. Kamu tidak bisa mengendalikan semua yang kamu ingin sesuai dengan apa yang kamu mau. Kamu hanya bagian kecil dari sesuatu yang besar. Semua yang kamu jalani tidak bisa selalu berjalan sesuai dengan ekspektasimu. Jatuh - bangun. Kecewa. Itu wajar, sayangku..

Jika semua berjalan sesuai dengan apa yang kamu ingin, lalu apalah artinya hidup ini? Tak ada 'hitam' di hidupmu. Membosankan. Aku ingin kamu dan aku; kita, bersama-sama berjalan melewati ini semua. Belajar untuk saling. Saling menerima. Saling memahami. Saling mengingatkan.  Bukankah dari hal yang tidak mengenakkan itu, kita bisa semakin saling? Aku percaya itu.

Jadi, maukah kau bersama-sama denganku berjalan dengan telanjang kaki melewati jalan panjang yang penuh kerikil ini, bersama-sama mengenal apa itu sakit, kecewa, gagal? Dunia ini tidak selalu memihak kita, sayang. Biarlah kita berdua saling menggegam satu sama lain, jangan lepaskan genggaman ini. Jangan. Karna aku mau kamu sama-sama merasakan bagaimana lingkaran hidup ini berputar. Bersama.

Hidup ini terus berjalan, begitupun juga dengan kita. Sekali lagi, aku ingin kita sama-sama berproses. Proses yang tentu membutuhkan komitmen, karna semua ini tidak mudah. Kau tahu itu, bukan? Untuk menghadapi ini semua, biarlah kamu tetap menjadi kamu dan begitupun juga dengan aku. Tak perlu menjadi orang lain. Tak perlu iri dengan kehidupan orang lain, mereka mempunyai definisi kebahagian mereka masing-masing.
Dan aku ingin menemukan arti kebahagiaan kita, bersama.

Mungkin kita sama-sama pernah terluka, namun bukankah itu menarik? Mari kita bagi kepahitan yang pernah kita lewati sebelumnya. Ceritakan semua kepadaku, sayang. Dan kita akan menjadi kuat. Ya, kuat. Kita punya formula kepahitan, kekecewaan, ketakutan yang justru akan menguatkan kita. Percayakah kau, sayang? Kita pasti akan lebih siap dalam menghadapi sgala yang ada di depan kita. Kita tidak berjalan dengan mata tertutup. Biarlah keyakinan kita yang menuntun jalan panjang yang ada di depan.

Dan tak lupa, sembari kita berusaha melewati ini semua, jangan lupa untuk selalu berserah. Ingat sayang, kita hanya bagian kecil dari semesta ini.
 

p.s: i love you